Friday, August 13, 2010

Marmut Merah Jambu



From this book, i got so much lessons to face my reality :D I think it's just because the moment fits to the time when I read the book :) These are some beautiful words from this "Marmut Merah Jambu" by Raditya Dika:


"...pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam- diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap. Pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil, hingga makin lama makin besar. Lalu semakin lama semakin jauh"

"...orang yang jatuh cinta diam- diam pada akhrnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam- diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam- diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian"

"Cinta mungkin buta, tapi kadang, untuk bisa melihatnya dengan lebih jelas, kita hanya butuh kacamata yang pas"

"Kalau mimpi kita ketinggian, kadang kita perlu dibangunkan oleh orang lain"

"Dalam hati, gue berhailrap hubungan gue dan pacar gue sekarang seperti hubungan binatang yang setia satu sama lain selama hidupnya. Ambil contoh burung lovebirds, burung ini setia sama satu pasangan selama hidupnya, sampai- sampai ketika pasangannya mati, burung yang satunya lagi akan merenung, depresi, akhirnya tidak lama kemudian mati menyusul pasangannya. Romantis banget ya?
Tidak seperti burung lovebirds, manusia adalah spesies yang aneh. Kebanyakan dari kita pasti pernah ngerasain putus, dan semakin banyak kita pacaran, semakin banyak kita ngerasain putus. Pacaran pada dasarnya punya resiko: ngambek, marah dan akhirnya diselingkuhi, dan patah hati. Tapi kita, sebagai manusia, tetep aja masih mau pacaran. Karena kita seperti belalang, tahu bahwa untuk mencintai seseorang, butuh keberanian.
Gue memulai buku ini dengan berusaha memahami apa itu cinta melalui introspeksi ke dalam pengalaman- pengalaman gue. Dan di halaman terkahir ini, gue merasa... tetap gak mengerti, sama seperti gue memulai halaman pertama..
Alih- alih seperti belalang, gue merasa seperti seekor marmut berwarna merah jambu yang terus menerus jatuh cinta, loncat dari satu relationship ke yang lainnya, mencoba berlari dan berlari didalam roda bernama cinta, seolah- olah maju, tapi tidak... karena sebenernya jalan di tempat. Entah sudah berapa kali gue naksir orang sebelum bertemu dengan pacar gue yang sekarang ini. Entah berapa kali patah hati, berantem, cemburu yang gue alami sebelum ketemu dia. Entah berapa kali nembak dan putus, seolah- olah gue berlari dan berlari dari satu hubungan gagal ke hubungan gagal lainnya, seperti marmut yang tidak tahu kapan harus berhenti berlari di roda yang berputar. Dan hubungan kali ini, setiap gue memandangi dia, pertanyaan besar itu pun timbul: apakah sekarang saatnya berhenti?"


Ayo beli bukunyaaaa! You'll enjoy every words in this book, so fun!!!

3 comments:

  1. LIKES! :D :D
    Tambahin yaa..

    "Semesta telah mengatur pertemuan kita. Gue gak percaya pada kebetulan, gue lbh percaya pada pertemuan yg direncanakan diam2."

    "Kangen itu salah satu perasaan yg paling mengganggu. Seandainya kangen itu digaji, mungkin gue sdh menjadi jutawan."

    :D

    ReplyDelete
  2. Yeaay, i love that part too :D :D :D thankies Deeeek :*

    ReplyDelete
  3. you're welcome! :D :*

    ReplyDelete