Terapi sengat lebah atau Apipuntur telah diakui oleh WHO (Organisasi Kesehatan dunia) pada konferensi ke II terapi akupunktur lebah dan apiterapi di Nanjing Cina tahun 1993, sebagai alternatif pengobatan. Terapi pengobatan sengat lebah dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maupun medis. terapi ini telah dikenal ribuan tahun lalu dan jutaan orang telah terbantu dengan pengobatan ini.
Minggu, 17 April yg lalu, untuk pertama kalinya saya nemenin Ibu saya ke tempat pengobatan sengat lebah di daerah Cibubur. Selain untuk pengobatan, tempat ini juga sebagai tempat pengembangbiakkan lebah dan menjual madu. Awalnya Ibu tau informasi tentang pengobatan ini dari tante saya yg memang sudah pernah beberapa kali datang ke tempat tersebut tentu saja untuk melakukan pengobatan atau hanya sekedar beli madu. Pengobatan ini dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti: stroke, migran, reumatik, tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah, lumpuh, sering kesemutan, asam urat dan lain- lain. Bahkan dapat dimanfaatkan sebagai terapi untuk menurunkan berat badan.
Ibu saya, yg memang memiliki keluhan yg sama dengan tante saya (asam urat), pun akhirnya tergoda untuk mencoba datang ke tempat ini. Setelah bertemu dengan tante saya di lokasi, kami sempat menunggu beberapa menit, karena tempat tersebut belum buka. Setelah tepat jam 09.00 WIB, mulai dibuka pendafaran. Saat mendaftar, selain membayar biaya sebesar Rp 50rb, ditanyakan pula keluhan- keluhan yg dialami. Selesai mendaftar, kami langsung diberi tahu untuk duduk di tempat tadi kami menunggu. Seorang bapak- bapak datang dengan membawa plastik kilo-an yg sudah berisi beberapa lebah hidup yg masih beterbangan didalam plastik tersebut. Jujur, saya ngeliatnya aja udah geli. Ternyata, sebelum lebah- lebah tersebut disengatkan kepada tubuh, lebah tersebut harus dalam keadaan setengah mati. Lebah tersebut di “penyet” dengan tangan dari luar plastik kilo-an tersebut, sehingga akhirnya pingsan (gunanya agar lebah tersebut tidak berterbangan). Lalu lebah- lebah yg sudah pingsan tersebut dipindahkan ke suatu wadah kecil.
Nah, ini lah saat- saat yg membuat saya bergidik. Si bapak itu bertanya, bagian mana yg mau disengat, Ibu saya menunjuk lengan dengan pundak, karena di titik itu suka merasakan sakit dan ngilu- ngilu. Pertama- tama, si bapak itu memijat- mijat titik sakit nya itu dengan minyak tawon, kira- kira 2-3 menit. Setelah itu, dia mengambil pinset dan menjepit 1 lebah lalu diletakkan di titik sakit Ibu saya. Namun, lebah itu tidak selamanya menempel di bahu Ibu saya, si bapak hanya menempelkan bagian pantat si lebah, dimana bagian sengatnya ada disitu, lalu membuang lebah tersebut yg ternyata langsung mati apabila sengatnya diambil. Saat itu saya bener- bener tidak tega ngeliat muka Ibu saya yg semakin panik dan sakit. Namun Ibu berhasil melakukan 5x sengatan di titik yg berbeda. Ibu saya dan semua orang yg ada disitu yg sudah pernah mencoba disengat lebah bilang, “sakit, tapi sakitnya cuma 1 menit, setelah itu hilang”. Dalam hati saya, tetep aja sakit namanya. Herannya, saat tante saya disengat, beliau tidak menunjukkan sakit seperti yg Ibu saya tunjukkan. Bahkan tante saya sampai 7x sengatan. Saya pun penasaran, saya mencoba untuk disengat juga. Saya disengat di bagian perut, fungsinya untuk menghilangkan rasa sakit saat menstruasi. Hanya 1 sengatan saja sudah membuat saya kapok. Hahaha, jujur saya gak kuat dengan sakitnya. Bener kok sama yg semua orang saat itu bilang, sakitnya memang hanya 1 menit dan saya akui, setelah sakitnya hilang, memang badan terasa enak dan hangat.
Ini merupakan suatu pengalaman baru untuk saya. Seru sih. Untuk ngedapetin hasil yg maksimal, diperluin pengobatan rutin 3-4x datang ke lokasi. Berminat mungkin? :p
No comments:
Post a Comment